Saturday, September 6, 2014

When Maple Leaves Fall - Sydney ( Part 2 )



Hari kedua cuaca lumayan cerah meskipun beberapa wilayah langit mendung dan gerimis turun tiba-tiba. Pagi itu saya bertemu dengan sahabat saya sejak SD di Coogee Beach. Ditemani Ali dan Nicholas, kami berangkat dengan bus menuju sebuah universitas tempat sahabat saya menunggu. Tidak bertemu sekitar 20 tahun, banyak hal yang kami ceritakan pada saat makan pagi di sebuah cafe dekat Coogee Beach. Dari Coogee beach kami mampir sebentar ke Bronte Beach dan terakhir kami berpisah di Bondi Beach beberapa saat setelah kami bersantap siang bersama di sebuah restoran Thai. Coogee, Bronte dan Bondi beach letaknya berdekatan, sepertinya ke tiga pantai ini berada di satu garis pantai yang sama.

Coogee Beach

Bronte Beach

Bondi Beach

Bondi Beach
Jika berbicara soal pantai, pantai di Australia yang kami datangi tampaknya biasa-biasa saja. Bisa dikatakan tidak seindah pantai-pantai yang berada di Indonesia, baik pemandangannya maupun ombaknya. Namun pantai di sini tetap memiliki ciri khas tersendiri. Satu hal yang pasti adalah pantainya terawat dan sangat bersih. Namun untuk keindahan sebuah pantai saya rasa dibutuhkan sesuatu yang hidup termasuk di antaranya budaya lokal, lambaian pohon kelapa, sinar matahari yang bersahabat dan keadaan alam sekitarnya yang mendukung. Itulah roh hidup yang membuat sebuah pantai tampak lebih eksotis. Jadi tentu tidak heran apabila orang Australia lebih senang mengunjungi Bali dan sekitarnya dibanding dengan bermain di pantai mereka sendiri.

halte bus di Bondi Beach

Beranjak dari Bondi Beach kami naik Bus menuju Watson Bay, anda juga bisa memilih naik ferry. Di dekat Watson Bay ada sebuah taman nasional, namanya Sydney Harbour National Park. Di dalam kawasan ini ada look out point bernama The GAP atau Gap Bluff yang sekilas agak mirip dengan pemandangan di Uluwatu Bali. Lalu Lady Bay beach, sebuah pantai yang disediakan pemerintah khusus buat para pengunjung yang gemar berbugil ria di pantai. Saat kami tiba di Lady Bay hujan masih rintik-rintik dan udara terasa dingin sekali, tetapi tetap saja ada pengunjung yang bertelanjang bulat di pantai itu. Jika perjalanan dilanjutkan hingga ke ujung taman ini, ada sebuah mercusuar berdiri dekat pinggir tebing, tentu saja bagi para pengemar fotografi jangan sampai melewatkan kesempatan ini. Dari tempat ini juga kita bisa menikmati keindahan kota Sydney dari kejauhan. Keluar dari Watson Bay kami naik bus menuju China Town untuk bersantap malam. Cuaca masih hujan, namun kali ini suasana hati saya jauh lebih baik.

Gap Bluff

Lady Bay beach

Light house

kota Sydney dilihat dari Sydney Harbour National Park

Sydney Harbour National Park
Di food Court dekat kawasan China Town, kami memilih makanan Indonesia karena sudah beberapa hari kami tidak mengonsumsi nasi. Sepiring nasi rames harganya AUD7.5 atau setara dengan Rp 85.000, dan semangkok Soto Ayam AUD8.5 atau setara dengan Rp 95.000. Untuk berbelanja souvenir saya saran anda datang ke Paddy's market, banyak barang yang murah dan bagus bisa ditemukan di sana.


nasi rames Rp 85.000

Paddy's Market

Hari ke-3 pagi-pagi hujan sudah turun lagi, padahal kami sudah berencana pergi lagi ke Opera House dan Harbour Bridge yang gagal kami kunjungi pada hari pertama. Karena dua obyek ini merupakan Icon Sydney, jadi wajib bagi kami untuk mendatangi lagi. Mengingat kami akan melanjutkan perjalanan ke Tasmania besok pagi-pagi, benar-benar tidak ada waktu untuk menunda barang sedetikpun. Akhirnya kami memutuskan kembali menerobos hujan sebagaimana yang telah kami lakukan pada hari pertama, menuju Opera House dan sekitarnya. Resikonya tentu adalah sepatu basah, kamera basah, baju basah, celana basah juga, dan payung pun rusak karena angin bertiup sangat kencang pagi itu. Beruntung pada sore hari hingga malam cuaca sedikit lebih baik meskipun gerimis ringan masih sesekali menyelimuti langit Sydney yang terlihat meriah oleh cahaya lampu warna warni.




Saat Kami tiba di Sydney, awal Maret sebenarnya merupakan masa peralihan dari Summer ke Autumn. Daunan maple sudah mulai rontok dan berserakan di mana-mana, musim gugur benar-benar sudah tiba. Dan meskipun cuaca tidak bersahabat dan sedikit kecewa karena kami terpaksa harus skip beberapa spot penting seperti Blue Mountain, Mainly Beach dan lain-lain. Tetapi yang paling bermakna adalah saya telah memetik banyak pelajaran berharga pada trip kali ini, lalu bertemu dengan Awie sahabat sejak kecil, dan Nicholas Nabun yang telah menjadi host bagi kami dan menemani kami menerobos hujan selama 3 hari.



Transportasi umum di Sydney berupa bus dan kereta, mudah dan praktis. Kereta beroperasi mulai dari pukul 5 pagi dan berakhir pada pukul 0.40 dini hari untuk weekday, dan pada pukul 1.22 pagi untuk weekend. Harga ticket dari Kings Cross station menuju Domestic Airport adalah AUD16.40 dan AUD17.20 untuk International Airport. Waktu tempuh sekitar 20 menit, dengan 1 kali transit di Central station. Jadwal kereta bisa dilihat di www.cityrail.com.au






No comments:

Post a Comment