Friday, November 6, 2015

Danxia "Rainbow Mountain", The Majestic Of Gansu Part-3



Di sepanjang jalan tol dari Xiahe menuju Lanzhou, pemandangannya sangat keren. Kami melewati Linxia, daerah otonomi khusus suku Hui yang merupakan konsentrasi komunitas umat muslim terbesar di China. Ini bisa dibuktikan dengan begitu banyak bangunan masjid di tempat ini dengan perpaduan arsitektur China dan Arab.





Setelah melewati Linxia, kami disuguhkan pemandangan mirip Grand Canyon di kedua sisi jalan tol. Propinsi Gansu memang terkenal sangat tandus dan kering, namun alamnya punya ciri khas dan sangat eksotik. Lihat foto-foto berikut ini.





Tiba di South Bus Station di Lanzhou sekitar pukul 10 pagi. Kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Lanzhou West Railway Station, sebuah stasiun baru khusus kereta cepat. Bangunannya sangat megah, dan semua prosedur mulai dari security check saat kita hendak masuk ke dalam stasiun, hingga boarding masuk ke dalam kereta, semua mengikuti standardisasi bandara. Takjub melihat keseriusan pemerintah China dalam menjaga keamanan dan kenyamanan bagi setiap penumpang.
Kami makan siang dulu di lantai 2 stasiun ini, sebelum menuju ke ruang tunggu. Tidak terlalu lama menunggu, akhirnya panggilan untuk boarding segera diumumkan. Keretanya bagus, hanya sedikit sayang trip kami kali ini bertepatan dengan summer holiday, sehingga kereta dipenuhi turis domestik yang kelihatannya juga ingin berlibur ke Danxia. Keadaan di dalam kereta menjadi sangat berisik, bahkan ada penumpang yang berdiri dan duduk di lantai kedua ujung gerbong. Tentu kondisi ini sangat berbeda dengan kereta cepat yang pernah saya naik sewaktu di Jepang.












Meski demikian, pemandangan di luar gerbong di sepanjang perjalanan sangat indah dan menakjubkan. Padang rumput dan pegunungan silih berganti, sehingga kebisingan di dalam gerbong secara perlahan mulai reda karena penumpang mengalihkan perhatiannya kepada pemandangan indah di luar jendela.



Tiba di Zhangye, sekitar pukul 14.30. Hostel tempat kami akan menginap di Zhangye sebelumnya sudah berjanji akan menjemput kami di stasiun. Tetapi saat kami keluar stasiun tidak melihat tanda-tanda ada yang menjemput. Saya segera menghubungi petugas hostel dan mereka mengakui memang terjadi kesalahan pengaturan dalam penjemputan. Kami diminta untuk menunggu sebentar, driver segera menuju stasiun.

Singkat cerita, setelah check in dan registrasi di hostel sudah selesai. Kami segera melanjutkan perjalanan kami menuju Rainbow Mountain atau Danxia, atau lebih tepatnya adalah Zhangye Danxia National Geological Park. Spot ini merupakan alasan utama kami merencanakan trip China ini. Diperkirakan kami baru akan tiba di Danxia, sekitar pukul 4 sore. Benar-benar sudah tidak sabaran lagi untuk segera menyaksikan bukit pelangi yang warna-warni itu, sebuah fenomenal alam, yang sulit untuk dipercaya dan dimengerti keberadaannya.
Tetapi saya sempat ragu mengenai masalah waktu, sepertinya sisa waktu terlalu mepet jika kami baru akan tiba di sana sekitar pukul 4 sore. Saya segera bertanya kepada driver bahwa kami pergi sore begini apakah tidak keburu gelap saat kami berada di dalam Danxia. Tetapi driver kami segera meyakinkan kami bahwa tidak perlu khawatir karena summer di Zhangye matahari terbenam sekitar pukul 20.30. Jadi kami masih memiliki waktu sekitar 4 jam untuk menjelajahi alam yang sangat fenomenal ini.
Perlu diketahui bahwa di Zhangye ternyata ada 2 spot yang bernama Danxia, yaitu Qicai Danxia, dan Bingou Danxia. Bukit yang warna-warni seperti pelangi itu berada di Qicai Danxia, jadi jangan sampai keliru. Karena pihak hotel maupun driver selalu bertanya, ingin ke Qicai Danxia, atau Bingou Danxia. Sedangkan Binguo Danxia sendiri berupa pilar-pilar tanah mirip earth forest yang ada di Yuanmou Yunnan (baca http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2014/07/tulin-earth-forest-of-yunnan-part-1.html). Jika anda memiliki waktu yang cukup tentu disarankan untuk mengeksplor keduanya.
Sebagaimana yang saya kemukakan di awal, bahwa sangat disayangkan trip kami kali ini bertepatan dengan summer holiday di China, dan ternyata memang benar keadaan hampir tidak terkendali terjadi di Danxia. Turis lokal berjubel dan berdesakan mulai dari saat pembelian tiket masuk, hingga antrian panjang saat berebut shuttle bus dari satu spot ke spot yang lain. Di dalam geopark ini total terdapat 4 spot yang sudah dibuka untuk umum.

Jika kita masuk lewat gerbang utama, maka spot yang tiba duluan adalah spot pertama, lalu spot ke-2, ke-3 dan terakhir adalah spot ke-4. Namun jika kita masuk lewat gerbang utara, maka yang sampai duluan adalah spot ke-4, lalu ke-3 dan seterusnya. Kita juga bebas memilih masuk dari gerbang barat lalu keluar lewat gerbang utara, atau tetap kembali ke titik semula. Di geopark ini total ada 3 pintu masuk yaitu, gerbang utama/barat, gerbang utara dan gerbang timur.





Spot No.1 / first viewing platform
Spot #1 atau lebih kerennya disebut "the first viewing platform" ini, daerahnya sangat luas. Di spot pertama ini warna-warna bukitnya tidak mencolok seperti foto-foto yang pernah kita lihat di internet maupun instagram. Meski demikian keunikan bukit berlapis-lapis dengan gradasi warna tua dan muda, membuat setiap dimensi terlihat begitu hidup dan menarik. Bahkan bisa dikatakan landscape seperti ini adalah sebuah keajaiban, dan konon ada tercantum di dalam kitab suci Al Qur'an.

Perpaduan antara coklat muda, krem, kuning muda, merah bata dan salem membuat hamparan bukit-bukit ini tampak begitu luar biasa. Terlebih saat matahari sebentar-bentar mencuri pandang dari balik awan yang pekat, dan sinarnya timbul hilang turun di atas permukaan bukit yang warna-warni ini. Saat cahaya matahari menyoroti bukit-bukit ini, seketika itu juga menarik setiap pasang mata tertuju padanya, lalu terbawa, hanyut dan larut di dalam kekaguman, serta fantasi yang tiada batas.























Spot No.2/ second viewing platform.
Spot ke-2 arealnya tidak besar, namun corak dan warna pelangi pada bukit di area ini terlihat lebih nyata. Warna maupun corak di spot ini sama sekali berbeda dengan spot yang pertama. Sungguh sebuah landscape yang unik dan langka.















Waktu 4 jam seharusnya cukup untuk berkeliling dari spot pertama hingga spot terakhir, namun karena jumlah pengunjung yang membludak, membuat kami banyak menghabiskan waktu, untuk mengantri shuttle bus dari satu spot ke spot yang lain. Sehingga kami sedikit kecewa karena tidak dapat mengambil foto dan menikmati keindahan alam di geopark ini dengan optimal dan tenang. Terutama sejumlah agenda kami di geopark ini tidak bisa terlaksana, salah satunya adalah foto dengan angle yang ekstrim dan tidak mainstream. Semua ini karena pengunjung yang terlalu padat, banyak petugas diturunkan untuk berpatroli di lapangan, sehingga kami gagal melakukan apa yang sudah kami rencanakan sebelumnya.



Oleh karena itu, saya menyarankan anda datang di bulan September. Meskipun the best time to visit adalah June to September, namun datang di bulan September sepertinya lebih tepat karena setelah summer holiday keadaannya akan lebih sepi, sehingga kita dapat sedikit lebih santai dan berharap dapat menikmatinya lebih baik. Anda sebaiknya juga menghindari tanggal 1 hingga tanggal 10 Oktober, karena liburan panjang hari kemerdekaan di China.
Spot No.3/ third viewing platform.
Spot ke-3 arealnya juga kecil. Bentuk bukit di spot ke-3 ini diimajinasikan menyerupai ekor burung merak, karena bentuk kaki bukit ini terdiri dari beberapa gundukan panjang dan mekar pada ujungnya, sehingga dikatakan mirip ekor merak sedang mekar.



Spot No.4/ fourth viewing platform.
Spot ini, dan spot pertama paling banyak dipadati oleh pengunjung. Selain karena keduanya dekat pintu masuk, juga karena wilayahnya sangat luas. Terlebih pemandangan di spot ke-4 ini benar-benar sangat spektakuler. Warna-warni bukitnya benar-benar outstanding dan merata. Ini real, bukan rekayasa dan sangat fantastik, sehingga tidak berlebihan jika sampai dijuluki Rainbow Mountain. Keunikan ini dipercaya terbentuk melalui sebuah proses alam selama 65-135 jutaan tahun.
Dari total 4 spot ini, yang paling impressive dan paling luas adalah spot ke-4. Hanya sayang waktu kami tiba di spot ini, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Meski langit belum gelap, namun cahaya di sekitarnya sudah mulai redup, sehingga tidak terlalu bagus untuk pengambilan foto.













Pagi dan sore adalah waktu terbaik untuk mengunjungi geopark ini, karena pada siang hari selain suhu udara terlalu panas, juga warna bukitnya tidak outstanding karena sinar matahari terlalu kuat dan bukitnya menjadi kering sehingga warnanya menjadi redup atau pudar. Warna bukit pelangi ini akan tampil sangat indah jika langit berubah cerah dan matahari kembali bersinar, setelah beberapa saat sebelumnya turun hujan di geopark ini. Tidak percaya? Coba anda bandingkan warna batu yang belum diasah dalam keadaan kering dan basah. Warna batunya pasti sangat berbeda. Namun untuk momen seperti ini tentu membutuhkan kesabaran tinggi dan bersedia menunggu. Meski demikian foto-foto yang beredar di dunia maya dengan warna yang terlalu mencolok itu bisa dipastikan adalah hasil editan.

Saat menumpang shuttle bus terakhir keluar geopark ini lewat gerbang utara, langit sudah mulai gelap. Tidak terasa sudah pukul 21 malam. Driver kami sudah menunggu di parkiran. Beruntung driver kami sudah sangat berpengalaman, dan kami dipesan untuk keluar lewat pintu utara. Bayangkan jika kami harus kembali ke gerbang utama, mungkin jam 11 malam pun belum tentu bisa sampai di penginapan.
Sesuai rencana awal, sebenarnya kami ingin balik lagi keesokan paginya untuk melihat sunrise. Namun untuk sunrise paling lambat pukul 5 pagi kami sudah harus berada di dalam geopark. Ini berarti kami harus bangun pukul 3.30 dan berangkat dari hostel paling lambat pukul 4 pagi. Karena takut kelelahan, akhirnya kami memutuskan untuk berangkat pada pukul 7 pagi dan merubah destinasi dari Danxia ke Matishi.
Alam memang sulit untuk diprediksi, ternyata pagi-pagi hujan sudah mulai turun dengan intensitas ringan hingga lebat. Ada rasa syukur yang sangat mendalam karena kami sudah mengeksplor Danxia kemarin sore. Jika tidak, kemungkinan besar kami harus pulang dengan kekecewaan. Meski tidak sempurna tetapi bagaimanapun lebih baik daripada gagal total. Karena di dalam geopark itu sama sekali tidak tersedia tempat untuk berteduh, sehingga sangat tidak memungkinkan bagi pengunjung untuk mengeksplor tempat itu di saat hujan turun.
Di sepanjang jalan menuju Matishi, pemandangan di kedua sisi jalan lumayan indah. Sayang langit masih mendung, dan beberapa daerah hujan masih tetap turun. Meskipun dengan intensitas ringan, namun hal ini cukup menghambat aktivitas kami di lapangan. 

Matishi adalah situs patung-patung buddha dan kuil-kuil yang terdapat di dalam lobang yang dipahat di atas dinding tebing. Waktu kami tiba di Matishi, hujan turun sangat lebat, sehingga kami terpaksa berteduh di tenda-tenda para pedagang souvenir. Sambil menunggu hujan reda, akhirnya kami malah banyak berbelanja.








Ladang gandum


Ladang Gandum


Setelah hujan berhenti, kami bergegas menuju beberapa spot yang ada di dalam kawasan ini. Tidak banyak yang bisa kami lakukan mengingat kami harus segera kembali ke Zhangye, karena kereta kami menuju Xian adalah pukul 5 sore hari itu juga.















Sebenarnya masih ada satu tempat yang bisa dikunjungi di tengah kota Zhangye, yaitu patung buddha tidur, berukuran besar yang berada di dalam Giant Buddha Temple. Kuil ini dibangun pada awal abad ke-11. Jika anda punya waktu yang cukup tentu bisa mampir sekalian. Tiket masuk 45 Yuan per orang.
Kami mengakhiri perjalanan kami di Gansu dengan terlebih dahulu makan di sebuah restoran muslim di depan stasiun. Teman saya Muhammad Ali dan Rini sempat menumpang sholat di restoran ini. Pemiliknya sangat exciting dengan kedatangan kami dan meminta untuk foto bersama sebelum kami menyeberang dan melangkah masuk ke dalam stasiun.







Catatan tambahan :
  • Tiket masuk Danxia Geopark : 60 Yuan per orang ( 40Yuan tiket masuk + 20Yuan Shuttle bus) 
  • Mobil/taksi : 300 Yuan pulang pergi.

How to get there :
Pertama pilih flight Jakarta-Xian. Lalu lanjut dengan kereta Xian-Zhangye sekitar 15 jam. Tiba di Zhangye langsung menuju hotel kemudian sewa mobil via hotel, atau carter taksi dari stasiun langsung menuju Danxia.

Pilihan ke dua yaitu ambil rute kereta Xian-Lanzhou, lalu lanjut ke Xiahe dengan bus. Dari Xiahe kembali ke Lanzhou, kemudian lanjut dengan kereta cepat menuju Zhangye. 




End.

Ganjia Grasslands, The Majestic Of Gansu Part-1

Southwest Sumba & Treasure Part - 1

Southwest Sumba & Treasure Part - 2

Musim Gugur Di Nusa Penida

West Sumba - Nature & Culture

East Sumba - Land Of A Thousand Savannahs - Part 1
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2015/10/east-sumba-land-of-thousand-savannahs_24.html