Thursday, October 9, 2014

Rottnest Island - 2, Western Australia Part 4B



Cuaca di atas pulau ini berubah-rubah setiap saat. Pada saat saya tiba di pagi hari, matahari sudah bersinar terang sekali, namun udara masih terasa agak dingin. Hanya berselang sejam kemudian, tiba-tiba langit berubah menjadi mendung dan sedikit gerimis. Saya pasrah saja dan menerima apapun keadaannya sekalipun harus basah kuyup karena di atas pulau ini benar-benar sulit menemukan tempat untuk berteduh.

Beruntung akhirnya datang juga setitik harapan. Hujan tidak jadi turun, bahkan langit yang semula mendung pekat perlahan bergeser ke tempat lain, dan tidak lama kemudian matahari kembali bersinar. Ketika menjelang siang, langit kembali cerah berwarna biru, dan panas. Saya benar-benar tercengang dan takjub menyaksikan perubahan yang begitu dramatis. Apakah anda melihat kejadian ini sebagai kebetulan? Bagi saya pribadi tentu ini sebuah tanda Tuhan sedang menjawab doa-doa saya, saya sedang diberkati dengan cuaca yang baik sehingga segalanya boleh berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang saya rencanakan sebelumnya.






Jika berbicara tentang view, pulau ini memang dahsyat dan menakjubkan. Selain karena banyak koleksi pantai yang eksotik, air laut yang biru, alamnya yang luar biasa dan sangat terawat ini, juga terdapat pembangunan infrastruktur yang sangat baik. Saya sungguh menikmatinya di tengah-tengah alam yang dahsyat ini, dalam kesendirian dan merasakan benar-benar bebas. Namun karena saking sepinya pantai-pantai yang saya datangi dan didukung pula oleh kedahsyatan alam sekitarnya, saya pun 'terkondisikan' tenggelam dalam khayalan seakan saya terdampar di sebuah pulau tanpa penghuni, benar-benar tidak ada manusia lain. Terus apa yang harus saya lakukan bila malam hari tiba. Lalu bagaimana nasib saya jika tidak ada kapal yang melintasi garis pantai ini. Apakah saya akan mengalami nasib seperti Tom Hanks dalam film Cast Away? Serentetan pertanyaan yang membuat hati menjadi galau. Ketika pikiran sedang hanyut dalam lamunan, tiba-tiba datang suara berisik burung-burung camar memecahkan kesunyian siang itu, seiring dengan itu khayalan saya buyar seketika. Apa yang sebenarnya terjadi? Rupanya ransel yang saya tinggalkan di atas sepeda terbuka dan isinya tumpah ruah oleh kawanan burung itu. Mereka berebut makanan yang ada di dalamnya dan beberapa makanan kecil berhasil dibawa kabur oleh mereka.




saya juga bersyukur telah membawa bekal makanan dan minuman yang cukup sehingga tidak sampai kehausan dan kelaparan, karena cafe dan restoran hanya berada di dekat ferry terminal, jadi jangan berharap bisa menemukan warung lain di atas pulau ini.

Tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul 2.30 siang, dan rasanya mustahil bagi saya untuk meneruskan perjalanan mengelilingi pulau ini, karena dengan berat hati saya harus segera mengambil arah balik kembali ke Thomson Bay. Idealnya adalah bermalam di sini dan beli ticket ferry yang stay overnight, namun sayang sekali saya harus terbang kembali ke Bali keesokan paginya sehingga ada sedikit penyesalan tidak dapat mengelilingi Rotto secara menyeluruh. Mudah-mudahan ada kesempatan lain untuk berkunjung kemari lagi dan tidak sendiri, saya pasti akan menginap satu dua malam.
Berbagai jenis penginapan bisa anda temukan di sekitar Thomson Bay dan sekitarnya. Mulai dari resort, bungalow, hotel bintang 4, hotel bintang 3, hostel, cabins, camping ground, bahkan Kingstown barrack, sebuah barrack bekas militer yang telah disulap menjadi dormitory, bisa menjadi pilihan. Perihal akomodasi ini saya menyarankan anda untuk mengkonfirmasi ulang informasi yang update lewat www.rottnestisland.com





Bersepeda di rottnest hanyalah salah satu pilihan. Anda juga bebas memilih paket tur yang berada di pulau ini. Juga tersedia kereta api yang melayani untuk spot tertentu. Free shuttle yang melayani rute Thomson Bay-Geordie Bay /Geordie, Fay's dan Longreach Bays, kembali ke Main Bus Stop di Thomson Bay, lalu melanjutkan ke Airport dan Kingstown Barracks, bisa juga menjadi pilihan jika anda bukan tipe seorang penjelajah dan lebih memilih duduk manis di dalam bus. Namun sebagai konsekuensinya anda tentu tidak sebebas seperti apa yang telah saya lakukan.
Binatang khas pulau ini bernama Quokka. Sekilas lihat, fisik Quokka mirip tikus raksasa, namun memiliki kantong seperti Kanguru dan masih masuk dalam family Marsupials dengan kedua kaki depan lebih pendek daripada kaki belakangnya. Quokka mudah ditemukan berkeliaran di sekitar Thomson bay tempat ferry bersandar.

Quokka

Quokka

hati-hati terhadap ular di semak-semak





( ....bersambung : Kings Park, Perth )

Araluen Botanic Park :
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/09/araluen-western-australia-part-1.html

Pinnacles Desert :
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/09/pinnacles-desert-western-australia-part.html

Fremantle :
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/10/fremantle-western-australia-part-3.html

Rottnest Island - 1
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/10/rottnest-island-1-western-australia.html

Kings Park
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/11/kings-park-perth-western-australia-part.html

Perth City
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/11/perth-city-western-australia-part-6.html


    

Rottnest Island - 1, Western Australia Part 4A



Rottnest Island oleh warga Australia barat dijuluki sebagai " Rotto ". Pulau yang letaknya berada di Samudera India, sekitar 18 km lepas pantai sisi barat benua Australia ini adalah sebuah pulau yang dikelola di bawah pengawasan Rottnest Island Authority sejak tahun_1917. Meskipun sekarang pulau ini dikelola sebagai tempat kunjungan wisata, namun sebenarnya pulau ini memiliki latar belakang sejarah kemiliteran sejak perang dunia I, dan perihal sejarah ini tentu bukan kapasitas saya untuk mengulasnya di sini.

Pulau dengan luas daratan 19 square km ini mudah dicapai dengan menumpang Ferry Rottnest Express dari pelabuhan B-Shed Fremantle, dengan tarif AUD77 pulang pergi untuk hari yang sama, dan ada penambahan biaya sebesar AUD6.5 jika kembali keesokan harinya alias overnight.

Penyewaan sepeda bisa dilakukan juga di loket saat membeli tiket ferry dengan tarif AUD30 untuk hari pertama, penyewaan hari selanjutnya dikenakan biaya AUD13/hari. Jadwal ferry pertama yaitu pukul 07.15 pagi dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Ferry terakhir kembali ke Fremantle adalah pukul 16.00, supaya tidak ketinggalan ferry, lebih baik tiba di dermaga 30 menit sebelumnya.
Sebenarnya ferry Rottnest Express ini juga bisa kita naik dari Barrack Street Jeety Perth, dekat Tower Swan Bell. Namun jadwal keberangkatannya hanya sekali dalam sehari, sehingga saya lebih memilih berangkat via Fremantle. Berikut ini adalah website resmi Rottnest Express http://www.rottnestexpress.com.au/ berbagai informasi yang up to date bisa anda dapatkan di sini.
Pagi itu saya memulai perjalanan saya dari Perth station, dengan menumpang kereta pertama yang berangkat pada pukul 05.15. Tiba di Fremantle hari sudah terang, namun udara di luar stasiun angin bertiup sangat kencang membuat badan saya seketika terasa menggigil. Saya bergegas berjalan menuju pelabuhan yang berada di sisi kanan stasiun itu. Sesampai di depan loket keadaannya masih sepi sekali, dan terdapat selembar kertas yang menempel di kaca loket, bertuliskan bahwa loket akan dibuka pada pukul 07.00.

 Pelabuhan B-Shed Fremantle

Bagaimana mungkin ferry berangkat tepat waktu pada pukul 07.15 jika loket, baru akan dibuka pada pukul 07.00, saya mengerutu dalam hati dan sedikit khawatir perencanaan awal saya akan terganggu jika saya tidak berhasil berangkat dengan ferry pertama. Belakangan baru saya memahami bahwa kebanyakan penumpang yang adalah turis lokal itu, mereka sudah membeli tiket secara online. Jadi percuma juga, jika loket dibuka misal 1 jam sebelumnya. Ternyata ferry berangkat tepat waktu, itulah cara kerja mereka yang sistematis, kagum. Meskipun pulau ini juga bisa dicapai dengan pesawat dari Jandakot airport di Perth selatan, namun kelihatannya ferry masih mejadi pilihan utama karena selain lebih ekonomis, waktu tempuhnya juga relatif singkat, hanya 30 menit.

Setiba di Rottnest island, saya segera menukarkan kupon saya dengan sebuah sepeda sport. Sebelum memulai penjelajahan saya di pulau ini, saya berusaha mempelajari terlebih dahulu peta yang terdapat di brosur yang saya peroleh di loket. Agak mencengangkan saya ketika mengetahui, bahwa pulau ini memiliki 63 pantai yang eksotik dengan karakter yang berbeda-beda, serta beberapa danau dan rawa di tengah-tengah pulau ini. Juga terdapat beberapa mercusuar yang tentu tidak boleh dilewatkan. Saya sempat bingung mau memulainya dari mana, akhirnya saya memutuskan ' menjelajah ' Rotto mulai dari sisi kiri Thomson Bay, menuju ke arah Bathurst Lighthouse, yang sudah kelihatan dari kejauhan saat turun dari ferry. Ferry terminal atau dermaga letaknya memang persis berada di Thomson Bay.

Bathurst Lighthouse

Bathurst Lighthouse


Holy Trinity Church



Bersepeda di Rotto ternyata tidak mudah karena pulau ini berbukit sehingga kaki dan paha saya terasa pegal saat mendayung menaiki jalan yang menanjak, namun pada jalan yang menurun terasa sangat exciting dan asyik sekali dengan terpaan angin yang kencang. Meskipun demikian kita tetap harus berhati-hati dalam menjaga keseimbangan, jika tidak bisa-bisa kita terjungkir dan jatuh ke dalam jurang.



Ransel, Sepeda dan Tripod

Saya sengaja memilih hari senin, biar tidak terlalu ramai dan kenyataannya pilihan saya memang benar. Saya merasakan seakan berada di pulau pribadi, benar-benar asik. Rasanya bebas untuk melakukan apa saja di sini, berenang, berjemur di pantai, sekalipun bertelanjang tidak akan ada yang merasa terusik. Karena memang jarang sekali menemukan kehadiran manusia yang lain di suatu tempat secara bersamaan.

Little Parakeet Bay

Little Parakeet Bay






(........bersambung: Rottnest Island-2)

Araluen Botanic Park:
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/09/araluen-western-australia-part-1.html

Pinnacles Desert :
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/09/pinnacles-desert-western-australia-part.html

Fremantle :
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/10/fremantle-western-australia-part-3.html

Rottnest Island 2 :
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/10/rottnest-island-2-western-australia.html

Kings Park
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/11/kings-park-perth-western-australia-part.html

Perth City
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/11/perth-city-western-australia-part-6.html


    



Thursday, October 2, 2014

Fremantle, Western Australia Part 3



Fremantle adalah sebuah kota pelabuhan, letaknya berada di pantai barat Australia tepatnya di mulut Swan River, sekitar 19 km barat daya kota Perth. Konon tempat ini merupakan wilayah yang paling pertama kali ditaklukkan oleh Inggris tahun 1829 pada masa koloni Swan River di sisi barat benua itu, dan sekaligus merupakan pintu masuk dari sisi barat. Nama Fremantle diambil dari nama sang kapten Charles Howe Fremantle dan baru dideklarasikan sebagai sebuah kota seratus tahun kemudian yakni pada tahun 1929. 

Kota yang berpenduduk hanya 25.000 jiwa ini terbilang sangat istimewa dan menarik dengan penataan kota yang rapi serta suasana yang menyenangkan, baik di setiap sudut kota maupun di sekitar pantai dan pelabuhan. Banyak peninggalan bangunan tua abad ke 19 yang masih terpelihara dengan baik bisa ditemukan di sini, di antaranya ada Fremantle Prison, Round House serta gereja-gereja tua. Jika kita berkunjung kemari di akhir pekan ( Jumat, Sabtu dan Minggu ), banyak dijumpai pertunjukan kesenian jalanan yang bisa kita nikmati dan saksikan di sini. Termasuk Fremantle Market, sebuah pasar tradisional yang hanya beroperasi di akhir pekan.

Fremantle Post Office

pusat perdagangan

Gereja

Gereja

Fremantle Prison

Bagian luar Round House

Bagian dalam Round House

Street Performance

Performance

Fremantle Market

Inside the market

inside the market

inside the market
Sebagai kota Pelabuhan, Fremantle juga kaya dengan hasil laut dengan bertebaran sejumlah restoran makanan seafood yang berlokasi di sekitar area pantai dan pelabuhan. Sajian yang paling favorit yang tidak boleh dilewatkan tentu adalah Fish N Chips, yang sangat terkenal di kota ini. CafĂ© juga mudah ditemukan di mana-mana. Datang dan duduk santai ditemani secangkir kopi hitam tanpa gula, di tengah-tengah suasana santai yang sangat menyenangkan ini, hmm… tentu ini adalah hal yang mampu membuat siapa saja mengingat kembali tempat ini, dan saya yakin ini bukan momen yang selalu bisa anda temukan di kota lain.

Cicerellos Fish & Chips








Untuk mencapai kota ini sangat mudah dan ekonomis. Ada jalur kereta api yang melayani dari Perth station dan berakhir di Fremantle station dengan biaya AUD4 sekali jalan, dan waktu yang ditempuh kurang dari 30 menit. Untuk kembali ke Perth, tentu dengan menumpang kereta yang sama. Kereta pertama dari Perth station berangkat pada pukul 05.15.

Fremantle juga merupakan pelabuhan untuk ferry dengan tujuan Rottnest Island. Bagi yang ingin berwisata ke Rottnest Island, terlebih dahulu harus menuju kota Fremantle. Rottnest Island juga sangat keren, cerita tentang pulau ini akan saya bagikan pada tulisan- tulisan berikutnya.

Yang paling saya sukai dari Fremantle adalah udaranya yang bersih, langitnya yang sangat biru dan untuk mengelilingi kota ini kita tidak memerlukan kendaraan, semuanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki, menyusuri setiap sudut di mana anda merasa tertarik.









(......bersambung : ulasan tentang Rottnest Island )


Araluen Botanic Park :
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/09/araluen-western-australia-part-1.html

Pinnacles Desert :
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/09/pinnacles-desert-western-australia-part.html

Kings Park
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/11/kings-park-perth-western-australia-part.html

Perth City
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/11/perth-city-western-australia-part-6.html