Thursday, October 9, 2014

Rottnest Island - 1, Western Australia Part 4A



Rottnest Island oleh warga Australia barat dijuluki sebagai " Rotto ". Pulau yang letaknya berada di Samudera India, sekitar 18 km lepas pantai sisi barat benua Australia ini adalah sebuah pulau yang dikelola di bawah pengawasan Rottnest Island Authority sejak tahun_1917. Meskipun sekarang pulau ini dikelola sebagai tempat kunjungan wisata, namun sebenarnya pulau ini memiliki latar belakang sejarah kemiliteran sejak perang dunia I, dan perihal sejarah ini tentu bukan kapasitas saya untuk mengulasnya di sini.

Pulau dengan luas daratan 19 square km ini mudah dicapai dengan menumpang Ferry Rottnest Express dari pelabuhan B-Shed Fremantle, dengan tarif AUD77 pulang pergi untuk hari yang sama, dan ada penambahan biaya sebesar AUD6.5 jika kembali keesokan harinya alias overnight.

Penyewaan sepeda bisa dilakukan juga di loket saat membeli tiket ferry dengan tarif AUD30 untuk hari pertama, penyewaan hari selanjutnya dikenakan biaya AUD13/hari. Jadwal ferry pertama yaitu pukul 07.15 pagi dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Ferry terakhir kembali ke Fremantle adalah pukul 16.00, supaya tidak ketinggalan ferry, lebih baik tiba di dermaga 30 menit sebelumnya.
Sebenarnya ferry Rottnest Express ini juga bisa kita naik dari Barrack Street Jeety Perth, dekat Tower Swan Bell. Namun jadwal keberangkatannya hanya sekali dalam sehari, sehingga saya lebih memilih berangkat via Fremantle. Berikut ini adalah website resmi Rottnest Express http://www.rottnestexpress.com.au/ berbagai informasi yang up to date bisa anda dapatkan di sini.
Pagi itu saya memulai perjalanan saya dari Perth station, dengan menumpang kereta pertama yang berangkat pada pukul 05.15. Tiba di Fremantle hari sudah terang, namun udara di luar stasiun angin bertiup sangat kencang membuat badan saya seketika terasa menggigil. Saya bergegas berjalan menuju pelabuhan yang berada di sisi kanan stasiun itu. Sesampai di depan loket keadaannya masih sepi sekali, dan terdapat selembar kertas yang menempel di kaca loket, bertuliskan bahwa loket akan dibuka pada pukul 07.00.

 Pelabuhan B-Shed Fremantle

Bagaimana mungkin ferry berangkat tepat waktu pada pukul 07.15 jika loket, baru akan dibuka pada pukul 07.00, saya mengerutu dalam hati dan sedikit khawatir perencanaan awal saya akan terganggu jika saya tidak berhasil berangkat dengan ferry pertama. Belakangan baru saya memahami bahwa kebanyakan penumpang yang adalah turis lokal itu, mereka sudah membeli tiket secara online. Jadi percuma juga, jika loket dibuka misal 1 jam sebelumnya. Ternyata ferry berangkat tepat waktu, itulah cara kerja mereka yang sistematis, kagum. Meskipun pulau ini juga bisa dicapai dengan pesawat dari Jandakot airport di Perth selatan, namun kelihatannya ferry masih mejadi pilihan utama karena selain lebih ekonomis, waktu tempuhnya juga relatif singkat, hanya 30 menit.

Setiba di Rottnest island, saya segera menukarkan kupon saya dengan sebuah sepeda sport. Sebelum memulai penjelajahan saya di pulau ini, saya berusaha mempelajari terlebih dahulu peta yang terdapat di brosur yang saya peroleh di loket. Agak mencengangkan saya ketika mengetahui, bahwa pulau ini memiliki 63 pantai yang eksotik dengan karakter yang berbeda-beda, serta beberapa danau dan rawa di tengah-tengah pulau ini. Juga terdapat beberapa mercusuar yang tentu tidak boleh dilewatkan. Saya sempat bingung mau memulainya dari mana, akhirnya saya memutuskan ' menjelajah ' Rotto mulai dari sisi kiri Thomson Bay, menuju ke arah Bathurst Lighthouse, yang sudah kelihatan dari kejauhan saat turun dari ferry. Ferry terminal atau dermaga letaknya memang persis berada di Thomson Bay.

Bathurst Lighthouse

Bathurst Lighthouse


Holy Trinity Church



Bersepeda di Rotto ternyata tidak mudah karena pulau ini berbukit sehingga kaki dan paha saya terasa pegal saat mendayung menaiki jalan yang menanjak, namun pada jalan yang menurun terasa sangat exciting dan asyik sekali dengan terpaan angin yang kencang. Meskipun demikian kita tetap harus berhati-hati dalam menjaga keseimbangan, jika tidak bisa-bisa kita terjungkir dan jatuh ke dalam jurang.



Ransel, Sepeda dan Tripod

Saya sengaja memilih hari senin, biar tidak terlalu ramai dan kenyataannya pilihan saya memang benar. Saya merasakan seakan berada di pulau pribadi, benar-benar asik. Rasanya bebas untuk melakukan apa saja di sini, berenang, berjemur di pantai, sekalipun bertelanjang tidak akan ada yang merasa terusik. Karena memang jarang sekali menemukan kehadiran manusia yang lain di suatu tempat secara bersamaan.

Little Parakeet Bay

Little Parakeet Bay






(........bersambung: Rottnest Island-2)

Araluen Botanic Park:
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/09/araluen-western-australia-part-1.html

Pinnacles Desert :
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/09/pinnacles-desert-western-australia-part.html

Fremantle :
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/10/fremantle-western-australia-part-3.html

Rottnest Island 2 :
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/10/rottnest-island-2-western-australia.html

Kings Park
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/11/kings-park-perth-western-australia-part.html

Perth City
http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/11/perth-city-western-australia-part-6.html


    



No comments:

Post a Comment