Saturday, September 6, 2014

When Maple Leaves Fall - Sydney ( Part 1 )



Hujan mulai turun lagi saat pesawat yang menerbangkan kami dari Melbourne mendarat di Sydney Domestic Airport. Di dalam hati, saya terus berdoa dan berharap cuaca bakal terjadi perubahan yang signifikan pada siang ataupun sore hari nanti. Tentu saya tidak berani berharap cerah dan terik, tetapi minimal langit mendung sedikit berawan itu sudah sangat bersyukur bagi kami. Namun pada kenyataannya hujan malah turun semakin lebat dan kami hanya bisa pasrah, lemas, duduk termenung dan tenggelam dalam kekecewaan berat di dalam apartemen teman yang berlokasi di Kings Cross.

Saya sudah mulai bad mood tetapi Ali tetap bersemangat dan mengajak saya untuk keluar rumah dan melihat-lihat di sekitar Kings Cross. Akhirnya kami dari Kings Cross berlanjut ke Wooloomooloo Bay yang hanya berjarak beberapa puluh meter. Hujan turun makin lebat, angin bertiup semakin kencang dan kami sempat berteduh sebentar di sebuah bangunan tua bekas pergudangan yang sekarang disulap menjadi boutique hotel yang mewah. Di sisi kiri bangunan itu anda wajib mencoba Chicken Pie di Harry's Café, jika anda sedang bertandang ke Sydney. Rasanya enak sekali, banyak selebritis dan tokoh dunia pernah makan di sana. Meskipun namanya adalah café, tetapi fisik bangunannya mirip warung di atas trotoar.


Kings Cross

Chicken Pie


Kembali ke topik hujan yang telah merusak semua perencanaan awal, kami sudah tidak tahan lagi berteduh lama-lama di sana. Sudah kepalang tanggung, jadi bukannya kembali ke apartemen, kami malah memutuskan untuk menerobos hujan yang tidak kunjung reda itu, dengan melintasi Botanic Garden menuju Opera House. Bisa anda tebak apa yang kami dapatkan di sana? Pemandangan berkabut, Opera House maupun Harbour Bridge ternyata tidak kelihatan. Kami mencoba berlari menuju Opera House dan berteduh cukup lama di dalamnya. Saat intensitas hujan sedikit berkurang kami bergerak cepat menuju The Rock dan Harbour Bridge, yang letaknya berdekatan. Tetapi cuaca tetap tidak bersahabat, praktis kami tidak dapat melakukan aktivitas outdoor. Hati saya mulai 'ngedumel', saya mulai menyalahkan Tuhan mengapa tidak mendengarkan doa saya. Padahal sebelum kami datang, setiap hari saya rajin berdoa dan memohon cuaca yang cerah selama berada di Australia.

Opera House & Harbour Bridge

The Rock

The Rock

Hujan

Dari Opera House kami kembali menerobos masuk Botanic garden dalam keadaan hujan-hujanan dan keluar di sisi taman yang menuju Cathedral. Lalu perjalanan kami dilanjutkan ke Queen Victoria Building, dan China Town. Di sepanjang perjalanan hati saya hancur lebur, sedih. Namun pada saat makan malam di kawasan China Town saya mulai berintrospeksi. Saya mulai memahami satu hal bahwa cuaca adalah hal universal, mutlak merupakan hak dan kuasa Tuhan. Memang siapa saya ini sampai berani memaksakan kehendak pada Tuhan. Dengan kata lain, itu merupakan hal yang mustahil jika demi doa saya seorang, Tuhan merubah rencana universalNya. 


hujan

Cathedral

inside Queen Victoria Building

Akhirnya saya benar-benar belajar bersyukur dan belajar menerima meskipun hujan tetap tak berhenti turunnya. Rasanya saya perlu belajar sikap Ali yang mengatakan " enjoy saja bro apapun kondisinya". Selesai makan malam kami berjalan menuju ke Darling Harbour yang letaknya tidak jauh dari China Town. Di sini saya mulai merasakan lebih baik, paling tidak saya sudah kembali memegang kamera dan mengambil beberapa foto, meskipun langit masih gerimis. 













No comments:

Post a Comment