Friday, August 8, 2014

Taklamakan Desert - Silk Road Part 6




Taklamakan, nama salah satu gurun pasir terbesar di dunia dengan total luas wilayah mencapai 320.000 km persegi letaknya berdekatan dengan kota Kashgar. Di Kashgar banyak orang yang mengartikan kata Taklamakan dengan kalimat yang agak mengerikan yakni " ketika anda sudah masuk, anda tak akan pernah bisa keluar lagi ". Dengan kata lain Taklamakan adalah sebuah gurun kematian. Sejumlah julukan yang ekstrim diberikan untuk gurun ini seperti "desert of no return", " death desert" dan lain-lain. Padang gurun yang dikelilingi oleh pegunungan Tien shan di utara, pegunungan Kunlunshan di sebelah selatan dan pegunungan Pamir pada bagian barat, merupakan gurun yang dilalui jalur Sutera pada perdagangan masa lampau.

sumber : google search
Karena letak geografisnya yang terkurung oleh beberapa pegunungan tinggi di sekitarnya, gurun ini tidak jarang terjadi badai yang seketika bisa mengubur hidup-hidup makhluk hidup yang kebetulan sedang berada di sana. Saya pernah membaca sebuah situs yang memberitakan bahwa diperkirakan banyak mumi yang masih utuh terkubur di bawah Taklamakan. Hal ini terjadi mengingat pada masa itu banyak saudagar yang memilih mengambil jalur ini dibanding melewati tebing-tebing yang curam. Begitu pula dengan cuaca yang ektrim dan medan yang sangat sulit untuk dilalui pada pegunungan di sekitarnya. Lagi pula jika lewat pegunungan tidak memungkinkan mereka untuk membawa serta binatang onta dan barang dagangan. Selain alasan yang saya sebutkan di atas mungkin  jarak tempuhnya juga menjadi sangat jauh jika harus mengitari pegunungan di sekeliling gurun ini. Sehingga padang gurun ini akhirnya merupakan satu-satunya pilihan pada masa itu meskipun tantangan yang dihadapi sangat berat termasuk maut yang senantiasa mengintai.


wild nature artwork
Pada saat terjadi badai pasir, udara di kota Kashgar yang berada di sisinya seketika menjadi kabur. Jarak pandang menjadi sangat dekat dan semua penerbangan pun dibatalkan demi keselamatan penumpang. Hari itu saya dan 2 orang turis lainnya tiba di pinggiran gurun sekitar pukul 3 sore. Ada tanda-tanda akan terjadi badai pasir dalam waktu dekat. Tidak kelihatan langit biru, jarak pandang hanya beberapa ratus meter saja. Saat kami masih berargumentasi dengan driver yang menolak untuk masuk ke gurun dengan alasan keselamatan, tanpa disadari mulut saya sudah dipenuhi dengan pasir.



Ukuran pasirnya sangat halus. Meskipun saya sudah berkumur berulang kali dengan air minum, ternyata pasirnya masih saja menyelip di sela-sela gigi. Beberapa kali saya terpaksa menghentikan langkah dan memejamkan mata saya atau memutar balik badan untuk menghindari terpaan pasir yang masuk ke dalam mata. Jadi saran saya, bagi anda yang ingin masuk ke gurun, lebih baik menyediakan masker atau penutup wajah lainnya. Akan lebih aman jika memakai kaca mata renang. Akhirnya kami terpaksa berjalan-jalan di pinggiran saja bukan masuk ke tengah gurun dengan gundukan pasir yang tinggi seperti yang saya bayangkan sebelumnya, dan ternyata sangat sulit berjalan di atas gurun karena pasirnya bergerak. Meski agak kecewa tidak bisa sampai ke tengah-tengah gurun tetapi pengalaman ini sudah lumayan untuk melengkapi perjalanan saya ke tempat yang sungguh tidak terpikirkan sebelumnya.

sekitar 300 m dari pinggiran



sekitar 300 m dari pinggiran

Saat kami kembali dari gurun, di penginapan kami mendapati dua orang turis lain yang baru saja menerobos gurun maut ini dari sisi lain dengan menggunakan satu ruas highway yang belum lama ini dibangun oleh pemerintah China di atas gurun pasir ini. Jalan tol ini disebut Taklamakan Desert Highway yang menghubungkan utara dan selatan. Lalu apa yang terjadi dengan 2 orang turis ini? Mereka masih terlihat shock karena ternyata memang benar terjadi badai yang dahsyat dan mengerikan di tengah-tengah gurun sore itu. Bahkan di antara mereka konon sudah ada yang berusaha menghubungi anggota keluarga mereka, karena mereka sudah sangat ketakutan dan pesimis bisa selamat keluar dari gurun Taklamakan. Meski demikian jika diberikan kesempatan untuk menyambangi kota Kashgar lagi, saya ingin mencobanya kembali.

onta disewakan

Onta disewakan di pinggiran gurun

penduduk sekitar gurun

penduduk lokal




End.

http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/07/kashgar-silk-road-part-1.html

http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/07/kashgar-silk-road-part-2.html

http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/07/khunjerab-pass-silk-road-part-3.html

http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/07/karakul-lake-silk-road-part-4.html

http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/08/shiptons-arch-worlds-highest-arch-silk.html


   








2 comments: