Monday, July 14, 2014

Kashgar- Silk Road Part 1



Kota Kashgar memiliki sejarah yang sudah sangat tua dan dalam sejarah China tercatat untuk pertama kali pada tahun 76 sebelum masehi. Kashgar juga merupakan pintu masuk utama bagi para saudagar Eropa dan Timur Tengah, yang datang ke Xi An ibukota Cina kala itu yaitu pada masa kejayaan Dinasti Tang ( 618-907 ) ribuan tahun yang lalu. Jalur perdagangan ini pun kemudian dikenal dengan nama Jalan Sutera dengan komoditas perdagangan utamanya berupa teh, perabotan keramik dan kain sutera.

Sebelum abad ke 7, masyarakat Kashgar menganut Zoroastranism dan Buddhisme. Marco Polo yang datang ke Kashgar pada tahun 1273 sempat mendirikan gereja pada tahun 1274 namun mungkin karena letak geografisnya lebih dekat dengan negara timur tengah, pengaruh ajaran agama Islam ternyata lebih kuat dan berkembang pesat hingga saat ini dan berhasil menggeser Buddhisme dan Zoroastrianisme yang mereka anut sebelumnya.

Setelah menempuh 7 jam penerbangan langsung dari kota Guangzhou, akhirnya saya tiba juga di Kashgar. Meskipun terpaut 738 tahun setelah kunjungan Marco Polo ke tempat ini, saya tetap berharap bisa menemukan dan menyaksikan sisa-sisa jejak penjelajahannya pada zaman itu. Keluar dari bandara perasaan saya was-was dan sedikit khawatir. Bagaimana tidak karena keadaannya berubah 180 derajat dan sangat berbeda dari kota-kota di Cina bagian lainnya. Dari saat turun pesawat hingga berada di luar bandara, saya tidak menemukan ada orang yang berwajah Oriental dan sebagaimana kita ketahui daerah ini masih merupakan daerah konflik yang masif melibatkan pertikaian antar suku. Celakanya di wajah saya dengan mudah terbaca asal usul suku Han yang mana merupakan musuh salah satu pihak dalam pertikaian itu. Meskipun lahir dan dibesarkan di Indonesia dengan aura yang sudah berbeda sebenarnya, akan tetapi saya benar-benar tetap merasa khawatir.
Saya mencoba bersikap tenang. Dengan carrier bermotif loreng-loreng di atas punggung, saya menghampiri sebuah mini bus yang sudah dipenuhi orang-orang yang juga baru saja keluar dari bandara. Saya bertanya kepada si pengemudi apakah kendaraan ini akan menuju kota dan ternyata benar. Driver itu berjanji akan mengantar saya hingga di depan gang tempat Kashgar Youth International Hostel ( YHA ) berada, dengan tarif 10 Yuan. Akhirnya saya bisa merasakan sedikit lega begitu kendaraannya berhenti di sebuah gang dekat kota tua. Driver mini bus ini orangnya lumayan baik dan dia berusaha menjelaskan kepada saya bahwa dengan berjalan kaki sekitar 100 m saya akan menemukan hostel itu di sisi kanan gang. Sesampai di hostel saya memutuskan untuk berdandan ala orang Kashgar dengan topi khas  bersegi 4 yang bentuknya mirip besek bambu buah-buahan.




Pintu depan YHA- Kashgar
Kota Kashgar dalam beberapa tahun terakhir ini konon mengalami perubahan besar dengan pembangunan besar-besaran di sektor pendidikan, penataan kota, airport dan infrastruktur, sekilas terlihat tidak jauh berbeda dengan kota-kota besar lainnya di Cina. Namun keunikan Kota Tuanya masih terpelihara dengan baik dan dibiarkan sebagaimana bentuk asalnya. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap wisatawan yang datang ke Kashgar.





Di Kashgar semua jenis makanan serba daging kambing, mulai dari sajian sate daging kambing, mie daging kambing dan bakpao daging kambing. Makanan pokoknya sendiri adalah naan sejenis roti bundar yang ditaburi wijen dan rasanya sedikit asin, mirip dengan roti pizza hanya sedikit lebih keras. Agak sulit bagi saya untuk menemukan nasi di tempat ini, yang ada hanya mie halus, mie gepeng, atau mie serut dengan topping tumisan daging kambing yang dimasak pedas dengan campuran irisan tomat dan paprika.


Roti bundar ' Naan '

pedagang sate daging kambing

makanan lokal

pedagang makanan di depan Masjid Id Kah

membuat bakpau dengan isi daging kambing mentah 

bakpau panggang isi daging kambing siap untuk jual

bakmi daging kambing


(..............bersambung )

http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/07/kashgar-silk-road-part-2.html

http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/07/khunjerab-pass-silk-road-part-3.html

http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/07/karakul-lake-silk-road-part-4.html

http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/08/shiptons-arch-worlds-highest-arch-silk.html

http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/08/taklamakan-desert-silk-road-part-6.html

   

No comments:

Post a Comment