Tashkurgan yang berbatasan langsung dengan Pakistan, Afganistan & Tajikistan merupakan sebuah kabupaten di propinsi Xinjiang China, juga merupakan kota untuk bermalam, sekaligus kota persinggahan terakhir bagi mereka yang ingin melanjutkan perjalanan ke Pakistan. Tashkurgan dalam bahasa Uyghur artinya menara batu, dan sisa-sisa reruntuhan menara batu pada masa lalu masih bisa ditemukan tidak jauh dari pemukiman yang modern saat ini.
reruntuhan kota tua
sisa-sisa tembok di menara batu
bagian dari menara batu
Masyarakat Tashkurgan mayoritas adalah berasal dari ethnis Tajik dan mereka beragama Islam. Bahasa yang mereka gunakan sehari-hari adalah bahasa Sarikoli, namun mereka juga fasih berbahasa Mandarin dan Uyghur. Secara umum kehidupan mereka sangat baik, tidak sebagaimana berita yang dilansir oleh media-media asing selama ini. Orang-orangnya sangat sopan dan ramah. Ketika saya meminta izin untuk mengambil foto kepada seorang gadis berbusana merah dengan dandanan yang unik di kepalanya, di luar dugaan dia menanggalkan cadarnya yang juga berwarna merah itu sambil menebar senyum.
wanita Tashkurgan
anak-anak Tashkurgan
gadis cantik Tashkurgan dengan topi tradisional
pemuda Tashkurgan
ibu-ibu Tashkurgan dengan topi tradisional
Kota Tashkurgan terbilang kecil namun sangat bersih. Udaranya segar dan sejuk dengan langitnya yang biru dan jernih. Makanan di tempat ini juga bercita rasa pedas cocok dengan lidah kita, hanya sedikit sayang sulit menemukan menu nasi. Saya rasa makanan pokoknya mie juga tetapi entahlah barangkali ada makanan lain yang tidak sempat saya temukan dalam waktu yang sangat singkat itu.
salah satu sudut kota Tashkurgan
mie ayam ala Tashkurgan
nasi iga kambing, satu-satunya nasi yang saya temukan di kota ini
|
WOW!!! superb mas!
ReplyDeletesemoga saya bisa ke tempat ini juga :)
Thanks, semoga catatan perjalanan ini bermanfaat.
Delete