Monday, February 8, 2016

Feng Huang, Hunan Part-2




Menjelang mahgrib, Fenghuang ini berubah total. Dalam sekejab, tempat ini telah bertransformasi dari kota tua yang berusia ribuan tahun, menjadi, kota yang gemerlap dengan lampu-lampu neon berwarna-warni, yang menghiasi setiap bangunan yang berada di bantaran sungai.

Ini tentu wujud dari kreatifitas. Sebuah tarik wisata yang dikemas sedemikian rupa, sehingga wisatawan yang datang dan bermalam di kota tua ini tidak perlu khawatir akan hal yang membosankan di malam hari, suasana yang gelap, sepi dan kemungkinan-kemungkinan bahwa ketika hari gelap wisatawan hanya bisa berdiam di dalam kamar.



Memang benar sih, bahwa estetika kota tuanya tiba-tiba lenyap, seakan sudah tenggelam dan tertelan oleh sebuah sentuhan modernisasi. Namun ini justru adalah sebuah atraksi, sekaligus jawaban untuk menarik gelombang manusia gadget para era baru ini, agar mereka bisa tetap eksis, dan tetap mau berada di kota tua yang sudah berusia ribuan tahun ini, meskipun pada malam hari. Dan perpaduan instrumen-instrumen modern ini sekaligus menepis ketakutan sebagian orang untuk berjalan di gang-gang yang sempit dan gelap serta bangunan tua yang terkesan angker.

Banyak bangunan yang letaknya berada di bantaran sungai, pada malam hari disulap menjadi café dan club. Suara house music yang kebarat-baratan ini distel dengan suara sangat keras di hampir semua gerai tempat minum. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan predikat yang disandangnya yaitu Kota Tua ribuan tahun peninggalan Dinasti Qing. Di samping itu juga terkesan sangat komersial.



Tetapi ya itulah yang disebut perubahan zaman. Mungkin jika kota tua ini disetting persis seperti pada zamannya sebagaimana 1.300 tahun yang lalu. Dan musiknya adalah suara petikan kecapi dan alat musik kuno lainnya. Bisa dipastikan orang yang datang mungkin hanya mereka yang sudah berusia lanjut, dengan kata lain para manula angkatan kakek dan nenek.

Meskipun demikian, jejak-jejak kehidupan pada masa lalu masih bisa ditemukan di tepi sungai Tuojiang ini. Terlihat banyak kaum hawa sedang melepas lampion berbentuk bunga teratai di atas Sungai Tuojiang sambil berdoa sejenak di dalam hati. Ini adalah keyakinan mereka bahwa dengan mengirimkan doa lewat bunga lampion ini, harapan mereka akan terkabul.













Momen seperti ini mungkin tidak jauh berbeda dengan ribuan tahun yang lalu. Yang membuat berbeda mungkin hanya, kita tidak lagi melihat wujud perempuan yang berpakaian seperti yang tampil di dalam film kekaisaran China dengan gaun berlengan panjang, serta model rambut yang rumit lengkap dengan aksesorisnya.
Keadaan di dalam benteng tidak kalah ramai jika dibandingkan dengan suasana di tepi sungai. Banyak pedagang kaki lima yang menggelar dagangan mereka di pinggir jalan, mirip pasar malam. Juga banyak restoran dan café yang buka hingga larut malam.









Tentu bagi anda pencinta fotografi, suasana malam di Fenghuang adalah surga dan sebuah obyek yang sangat kaya inspirasi. Karena selain obyek bangunan tua, human interest, permukaan air sungai Tuojiang sangat tenang dan selalu menampilkan sebuah pantulan yang sangat indah.
Saya berada di kota tua ini selama 2 malam, dan rasanya cukup. Karena kota ini sebenarnya kecil hanya suasananya dikemas sedemikian rupa, sehingga tidak terasa bosan. Dan ternyata saya mengulangi gang-gang yang sama, jalan yang sama, jembatan yang sama, dan bantaran sungai yang sama, baik pada malam pertama waktu saya tiba, maupun pada malam yang ke-2.




keindahan Rainbow Bridge di malam hari



Di hari ke-2 saya mencoba mengikuti rombongan lokal untuk mengeksplor desa Suku Miao pedalaman yang lebih dikenal dengan sebutan MiaoZhai. Dan pada hari ke-3 pagi saya meninggalkan kota tua ini untuk kembali ke stasiun Zhangjiajie, dengan naik bus dari Chengbei Bus Station. Tarif bus adalah 72 Yuan per penumpang.



End.



Feng Huang, Hunan China Part-1
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2016/02/feng-huang-hunan-part-1.html

Tumpak Sewu, Lumajang Part-2
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2016/02/tumpak-sewu-lumajang-part-2.html

Tokyo, Japan Trip Part-6A
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2016/02/tokyo-japan-trip-part-6a.html

Cherry Blossom In Osaka, Japan Trip Part-1
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2016/01/cherry-blossom-in-osaka-japan-trip-part.html

Hiroshima & Miyajima, Japan Trip Part-2
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2016/01/hiroshima-miyajima-japan-trip-part-2.html

Kyoto, Japan Trip Part-3
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2016/01/kyoto-japan-trip-part-3.html

Shirakawa-go, Japan Trip Part-4
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2016/01/shirakawa-go-japan-trip-part-4.html

Kathmandu, Nepal

Xiahe, " A Little Tibet " The Majestic Of Gansu Part-2

Ganjia Grasslands, The Majestic Of Gansu Part-1

Danxia "Rainbow Mountain", The Majestic Of Gansu Part-3

Southwest Sumba & Treasure Part - 1




1 comment: