Wuyuan - The Most Beautiful Countryside (Part2)

Melintasi gunung dan menuruni lembah dengan sepeda motor memang tidak mudah. Namun itu moda transportasi satu-satunya, karena kondisi jalan yang kecil mustahil bisa dilalui kendaraan roda empat. Beberapa kali tukang ojek berusaha mencari kebenaran dengan kalimat-kalimat seperti ini " saya tidak bohong, lihat ! Ini benar-benar susah mengendarainya " atau " lihat! ini pekerjaan berat, RMB 600 sudah sangat murah ". Saya yang duduk di belakangnya hanya bisa diam saja, saya berusaha tidak berkomentar.
Saya pikir jika datang ke tempat ini berkelompok, tentu lebih baik menyewa mobil, hanya penjelajahannya akan terbatas pada desa-desa yang bisa dilalui kendaraan roda empat, selebihnya mungkin harus trekking atau jalan kaki. Terus terang, jika tidak dengan sepeda motor saya rasa itu hal yang mustahil bagi saya untuk bisa mencapai desa-desa yang berada di dalam pegunungan, dalam waktu yang relatif singkat pula.
Sekitar pukul 7 malam, kami baru tiba di bukit bagian utara. Hujan turun lebat sekali, untung sepeda motornya dilengkapi semacam tenda dan jas hujan sehingga saya, backpack dan kamera saya terlindungi dari air hujan. Saya dibawa ke sebuah homestay di atas bukit yang agak jauh dan terpencil, nama homestaynya "Tian Shang Ren Jian " kurang lebih artinya adalah heaven on earth. Jalan menuju desa itu gelap sekali, tidak ada lampu jalan. Bersyukur akhirnya kami tiba juga di homestay, suhu udara benar-benar dingin dan bikin sekujur tubuh ini menggigil. Meski berada di pedesaan namun kamar di homestay ini lengkap dengan TV, kamar mandi dalam, air panas dan kondisinya tidak kalah dengan hotel bintang 3. Hal ini menandakan sudah banyak kunjungan wisatawan lokal ke desa ini.
Keesokan paginya saya bangun pagi-pagi, keadaan di luar masih berkabut dan suhu udara dingin sekali. Akan tetapi saya bergegas turun dan masuk ke bangunan sebelah, mencari Xiao Jiang untuk trekking bersama ke bukit yang berada di belakang desa itu. Tiba di atas bukit, pemandangannya indah sekali. Rumah-rumah dan pepohonan berada di sela-sela kabut, atau bisa juga kita katakan kabut bermain berseliweran di sela-sela bangunan dan pohon. Pokoknya hanya satu kata " Amazing ".
Dari homestay menuju terminal di kota, di sepanjang jalan sisi kiri dan kanan pemandangan tetap saja begitu indah. Ada beberapa sungai dengan view yang fantastik. Ada jembatan, ada kelompok rumah penduduk dicat putih dengan genteng abu-abu hitam ciri khas pemukiman desa-desa di Wuyuan, benar-benar seperti lukisan. Jika anda merencanakan perjalanan pada akhir Maret atau awal April ini, saya jamin anda akan menemukan kejutan bertubi-tubi.
Dalam setahun terakhir ini laju perkembangan di Wuyuan sangat pesat dengan bermunculan sejumlah hotel dan restoran. Persiapan untuk menyambut kedatangan lebih banyak wisatawan sudah dilakukan semenjak pemerintah merencanakan pembangunan stasiun kereta api pada 2 tahun yang lalu. YHA ( youth hostels association ) kini juga telah hadir di sini http://www.yhachina.com/ls.php?id=179&hostID=2, biasanya YHA juga bisa membantu atau menyediakan jasa transportasi. Biar anda tidak kebingungan seperti yang pernah saya alami, lebih baik pada saat tiba anda langsung menuju YHA atau penginapan yang telah anda book sebelumnya.
Wuyuan terletak di propinsi Jiangxi bisa dicapai lewat beberapa kota tetangganya seperti Yingtan, Jindezhen, Huangshan dan Nangchang. Juga bisa dicapai dengan menumpang bus dari Shanghai dengan waktu tempuh sekitar 7 jam. Jalur kereta api di Wuyuan konon baru saja dioperasikan, namun tidak banyak tersedia rute langsung, kebanyakan masih tetap harus transit di stasiun kota-kota sekitarnya. Dengan sudah beroperasinya jalur kereta api, banyak pihak berpendapat hal ini juga dikhawatirkan akan membawa dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan di Wuyuan karena wisatawan yang datang ke sana diperkirakan akan membludak. End. Part 1 http://johntravelonearth.blogspot.com/2015/01/wuyuan-most-beautiful-countryside-part-1.html