Wednesday, January 21, 2015

Misool, Another Paradise Found In Raja Ampat ( Part 1 )




Tidak seperti perjalanan tahun lalu, kali ini kami terpaksa menginap di Sorong semalam sebelum subuh keesokan harinya perjalanan ke Misool dilanjutkan. Hal ini dikarenakan ada penundaan saat transit di Makassar, sehingga tiba di Sorong hari sudah sore. Sang kapten speed boat menolak untuk berangkat karena sore hari ombak di perairan Misool dan sekitarnya cenderung besar. Kami akhirnya menghabiskan sore itu dengan duduk santai sambil ngobrol ngadal ngidul di tepi sebuah bendungan yang letaknya tidak jauh dari pusat kota Sorong, sambil menikmati tahu goreng. Malam itu kami menyelesaikan makan malam kami di " Tembok Berlin ", sebuah pusat makan bertenda di balik tembok yang dibangun untuk menahan hantaman ombak saat air laut pasang. 

Tepat pukul 5 pagi speed boat yang kami tumpangi bertolak dari dermaga di Sorong. Langit baru mulai terang, terlihat seberkas sinar jauh nun di ufuk sana. Saya duduk di bagian atas kapal dengan terpaan angin sepoi-sepoi, seketika itu membawa suasana hati kembali tenggelam ke dalam ingatan masa lalu. Ingat beberapa kali liburan sekolah, saya harus menumpang kapal kayu nelayan sambil muntah-muntah di sepanjang perjalanan karena ombak yang ganas, ketika saya dan ibu saya hendak berpergian ke rumah kakek di Sungai Tengah. Ingat masa remaja yang galau dan sempat kabur meninggalkan rumah, dan banyak lagi dan lagi semua peristiwa yang ada kaitannya dengan laut dan kapal. Tetapi tak ada hal lain yang jauh lebih penting dari pelayaran kali ini yaitu menjelajah Pulau Misool, tepatnya gugusan pulau yang berada di Misool Selatan. Jadi saya harus segera bangkit, kembali ke dunia nyata dan mengabaikan memori masa lalu, yang tidak mengembirakan itu.



Misool adalah pulau terbesar kedua setelah Waigeo di kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Sedangkan Misool Selatan adalah distrik yang berada di selatan pulau Misool dengan gugusan pulau-pulau yang berjumlah ratusan, namun hanya beberapa di antaranya yang sudah berpenghuni dan diberi nama. Hampir seluruh titik kehidupan terumbu karang berada di perairan pulau-pulau ini, dan merupakan kawasan segitiga terumbu karang dunia.











Misool Eco Resort, yang dikelola warga negara asing juga berada di kawasan ini, tepatnya di Batbitim. Resort ini sebenarnya cukup unik dan bagus karena sekilas lihat resort ini mirip dengan pengelolaan di Maldives. Namun hal yang paling menampar setiap warga Indonesia yang berkunjung ke sana termasuk bangsa dan negara yang kurang berwibawa ini, adalah kebijakan yang diterapkan di resort ini. Betapa tidak, masih di dalam teritorial negara Indonesia tetapi segala pelayanan yang ditawarkan di resort ini menggunakan mata uang Euro. Jika dirupiahkan maka sebuah cottage 2 tempat tidur setara dengan Rp 8.000.000 per malam, sebuah kaos sederhana setara Rp 352.000. Konon jika anda tidak menginap dan hanya ingin melihat-lihat atau sekedar menikmati suasana di resort ini, anda harus bersedia merogoh kocek sebesar 75 Euro per orang. Saya dan beberapa orang teman diizinkan naik ke pulau ini karena 4 orang dari rombongan kami mencoba menginap semalam di sana.





Kami pun terpaksa menginap di homestay, satu-satunya homestay super sederhana yang dikelola warga desa Harapan Jaya di Pulau Yapale. Pondok beratap dan berdinding daun ini, terasa begitu istimewa di tengah situasi serba berkekurangan ini. Meskipun harus menghadapi serangan gigitan nyamuk yang tetap tak bisa dihindari, udara yang pengap dan panas, begitu pula dengan sikap pemiliknya yang arogan dan sombong. Dibanding dengan waktu menginap di Waisai tahun lalu, pelayanan di sini memang kurang bersahabat. Namun semua kendala ini tidak menjadi penghambat bagi tekad kami yang sudah bulat untuk menjelajah kawasan Misool. Kehidupan kamipun mendadak berubah drastis, bagaikan seorang nelayan berangkat pagi-pagi dan baru kembali ke daratan saat hari mulai gelap. Berikut ini ada beberapa foto yang saya ambil di dekat dermaga dan di dalam homestay.









Sekilas lihat keindahan alam di Misool, tidaklah sedahsyat Raja Ampat Utara. Seperti gugusan pulau Wayag misalnya, yang sudah terlebih dahulu mencuri perhatian masyarakat dunia dan menjadi icon Raja Ampat. Namun setelah selama 6 hari berturut-turut menelusuri berbagai sisi dari kawasan ini, dapat disimpulkan Misool juga memiliki banyak hal yang tidak dimiliki Raja Ampat Utara. Sebut saja di antaranya ada danau ubur-ubur, gua Putri termenung, lukisan purba di tebing, spot snorkeling di Dafalen, keindahan kawasan Balbulol, serta desa Yellu yang tidak kalah menariknya jika dibandingkan dengan Arborek di bagian utara.

Bedanya di Misool anda jangan berharap menemukan orang Papua asli, karena mayoritas masyarakat di sini adalah suku pendatang yang berasal dari Pulau Seram, Ambon dan Sulawesi yang sudah berabad-abad turun temurun menetap di sana. Hal ini dikarenakan letak geografisnya bersebelahan dengan kepulauan Maluku dan Sulawesi sehingga terjadi migrasi dan pembauran secara alami. Raut wajah-wajah orang Papua masih terlihat di distrik ini namun kebanyakan adalah keturunan hasil pembauran alias kawin campur.







Hal-hal yang tidak boleh dilewatkan di Misool

  • Makan Lobster super murah, hanya Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per kg.

  • Makan tiram bakar, gratis. Jangan lupa bawa sambal botol.
  • Berenang di sekitar Balbulol, surga dunia.

  • Berenang bersama jutaan ubur-ubur di Lenmakana dan Karawapot
  • Memanjat dan trekking menuju bukit Balbulol. Anda akan menemukan view yang fantastik.
  • Temukan batu Putri termenung di dalam gua bertingkat 3 dengan ketinggian berbeda.
  • Snorkeling di Kawasan Dafalen.

  • Menelusuri jejak pra sejarah di Sunmalelen

1. Lobster Paling Segar Dan Murah.
Sebelum memulai perjalanan ke Misool, pastikan dulu kadar kolestrol dalam darah anda normal. Jika tidak lebih baik segera diturunkan. Mengapa? Karena biar anda tidak hanya menjadi penonton saat teman-teman anda sedang melahap hidangan laut yang paling nikmat satu ini yaitu lobster. Selain sangat fresh, harganya juga super murah yaitu berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per kg.

2. Makan tiram bakar, Gratis !!
Cari dan temukan tiram berbagai ukuran di perairan teluk /kaki bukit Balbulol, lalu cari pulau yang tak berpenghuni dan memanggangnya di atas pantai. Tentu jangan lupa membersihkan dan merapikannya sebelum kalian beranjak meninggalkan pantai itu.





3. Berenang di Balbulol dan sekitarnya.
Air yang tenang dan bening dengan pemandangan batu-batu berbentuk piramida benar-benar surga dunia bagi yang senang diving, snorkeling maupun sekedar berenang. Namun bagi anda yang tidak benar-benar jago berenang perlu berhati-hati karena daerah ini merupakan kawasan yang sangat dalam.











(..........bersambung )

Part 2
http://johntravelonearth.blogspot.com/2015/01/misool-another-paradise-found-in-raja.html

4 comments:

  1. Replies
    1. thank you sudah mengunjungi blog ini dan membacanya. semoga bermanfaat.

      Delete
  2. Balbulol dan karawapot tempat yg paling berkesan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Balbulol memang top dech, Dafalen juga keren.

      Delete