Bell Beach
Rainforest
Apollo Bay
Twelve Apostles
Twelve Apostles
London Bridge
Loch & Ard Gorge
| |||||||||||||||
Hari ke-3 kami bangun jam 4 subuh. Dengan backpack yang sudah siap dari semalam, kami segera turun ke Lobby untuk check out. Star Bus yang melayani rute airport ternyata baru dimulai pukul 5 pagi, sebenarnya kami masih keburu tetapi ternyata harus booking dulu sehari sebelumnya. Kami terpaksa minta dicarikan Taxi untuk membawa kami ke Southern Cross Station untuk menyambung Sky Bus. Namun Taxi drivernya menawarkan kami untuk langsung menuju ke Airport karena setelah dihitung-hitung dengan taxi hanya beda AUD2, kecuali anda sendirian bedanya bisa sekitar AUD20, dan jika anda naik taxi ke Airport lebih baik anda pastikan dulu airport mana yang harus kamu tuju, karena di Melbourne ada 2 airport yakni di Tullamarine dan Avalon. ( Leaving for next destinaton, Sydney )
fish and chips
funny quote
( End ) http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/08/melbourne-great-ocean-road-part-1.html |
Friday, August 22, 2014
Summer Rain, Melbourne & Great Ocean Road ( Part 2 )
Summer Rain, Melbourne & Great Ocean Road ( Part 1 )
Melbourne adalah kota yang saya pilih sebagai gerbang untuk masuk ke benua Australia. Ada beberapa alasan mengapa saya memilih Melbourne, pertama karena LCC memiliki rute Jakarta- Melbourne. Kedua, karena Melbourne termasuk satu di antara deretan kota-kota di dunia yang paling nyaman untuk hidup atau tinggal. Alasan ke-3 karena rasa penasaran saya dengan pemandangan di sepanjang Great Ocean Road dan Twelve Apostles yang konon sangat menakjubkan itu. Beberapa waktu lalu saya pernah menulis tentang perjalanan saya ke Tasmania, sesungguhnya trip itu merupakan bagian akhir dari rangkaian perjalanan ini.
| |||||||||||||||
Cukup lelah sebenarnya jika harus mengambil Low Cost Carrier atau LCC. Bayangkan saja pesawat yang kami tumpangi tinggal landas dari Terminal 3 Soekarno-Hatta Airport pada pukul 6.30 pagi akan tetapi kami baru tiba di Melbourne pada pukul 00:15 esok paginya. Hal ini terjadi karena kami harus menunggu beberapa jam sebuah connecting flight yang akan memberangkatkan kami dari KL menuju Melbourne. Saran saya jika harga ticket LCC tidak benar-benar murah lebih baik memilih commercial Airline saja yang melayani rute langsung, kecuali ada selisih harga yang cukup signifikan. Tiba di Melbourne tidak ada yang menjemput karena kami memang tidak punya relasi di sana, tetapi ada satu hal yang pasti yaitu kami disambut oleh hujan yang cukup lebat malam itu. Karena hari masih gelap apalagi sedang turun hujan, akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di Airport.
bermalam di Melbourne International Airport
| |||||||||||||||
Cuaca akhir Februari di Melbourne memang sedang kurang bersahabat, hujannya turun semalaman dan awet hingga pagi hari. Padahal sejumlah agenda yang sudah kami susun sebelumnya, sudah menanti untuk segera diwujudkan. Apa mau dikata jika keberuntungan memang tidak sedang berpihak pada kami kali ini. Tentu ini bukan sebuah gagasan jika kami sampai harus hujan-hujanan sambil membawa backpack berkeliling kota. Akhirnya kami memutuskan naik 'Star Bus' menuju Hotel Discovery, meskipun waktu check in yang telah ditentukan adalah jam 2 siang. Tentu ini bukan sebuah pelanggaran bagi kami untuk mencoba terlebih dulu, siapa tahu kamar hotel sudah siap, dan staffnya berbaik hati mau mengizinkan kami check in pada jam 07.00 " ngarap mode on ". | |||||||||||||||
Namanya saja Hotel Discovery, tetapi sesungguhnya bukan hotel. Lebih tepat adalah sebuah hostel backpacker. Liftnya sangat pelan, dan kamar mandi jaraknya jauh dari kamar. Tetapi front officenya melayani 24 jam, staffnya sangat cekatan dan lugas. Begitu Star bus drop kami di depan hotel, saya benar-benar kaget ketika kaki kami mulai melangkah masuk ke dalam " lobby " hotel. Suasananya seperti medan perang. Bule-bule backpacker memenuhi hampir setiap sudut dari ruangan, yang tidak terlalu besar itu. Keadaannya terlihat agak semberawut dengan manusia duduk asalan bercengkrama satu sama lain. Michelle, wanita setengah baya berambut pirang yang sedang piket pagi itu sungguh berbaik hati. Dia menerima kedatangan kami dan mempersilakan kami menunggu sekitar 15 menit bagi mereka untuk merapikan kamar dan kami pun diizinkan untuk check in saat itu juga. Terima kasih Tuhan.
kamar mandi umum di hotel Discovery
(.........bersambung ) http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/08/melbourne-great-ocean-road-part-2.html |
Wednesday, August 13, 2014
Raja Ampat, An Archipelago of The Four Kingdoms ( Part 2 )
Ketika di Jakarta saya sering kali mendengar opini yang mengatakan bahwa jika anda pergi ke Raja Ampat tetapi tidak bisa diving adalah sebuah kerugian besar. Ternyata tidak sepenuhnya benar opini itu karena hanya dengan melakukan snorkeling, kami sudah bisa menikmati keindahan bawah laut. Kekayaan terumbu karang dan kelompok-kelompok ikan yang warna-warni serta beragam jenis species binatang bawah laut lainnya di perairan yang termasuk dalam kawasan segitiga terumbu karang dunia ini, mudah ditemukan di mana saja bahkan dari atas dermaga kayu pun kami sudah bisa melihatnya dengan jelas.
sumber : hasil jepretan teman-teman
| |||||||
Pemandangan di daratnya juga sangat menakjubkan terutama gugusan bukit Wayag yang menjadi ikon Raja Ampat Utara ini. Saya rasa sulit bagi kita untuk menemukan keindahan yang sama di belahan manapun dunia ini. Namun untuk memanjat hingga ke puncaknya benar-benar membutuhkan usaha ekstra keras, karena keadaan bukitnya terdiri dari batu karang yang tajam dan curam. Tiba di atas segala kesulitan yang baru saja dilalui akan segera terbayarkan. Amazing ! luar biasa indahnya. Inikah yang disebut surga dunia ?
bukit wayag 1
bukit wayag 1
bukit wayag 2
bukit wayag 2
pantai di kaki bukit Wayag 1
| |||||||
Berikut ini adalah deretan nama tempat-tempat yang kami kunjungi selama trip ini dan tentu tidak boleh anda lewatkan juga ; 1- Waisai, 2- Wayag, 3- Raja Ampat Dive Lodge, 4- Gundukan pasir putih Cape Pri, 5- Mansuar, 6-Teluk Kabui, 7- Waiwo Dive Resort, 8- Pulau Frewen, 9- Pulau Saonek, 10- Pulau Arborek, 11- Teluk Mayalibit, 12- Pantai Tanjung Kasuari di Sorong.
Waisai
Mansuar
penduduk lokal di kawasan Mansuar
Amazing Teluk Kabui
indahnya Teluk Kabui
Waiwo Dive Resort
mengejar sunset di pulau Saonek
anak-anak bermain sampan, pulau Arborek
Teluk Mayalibit
| |||||||
Selain dengan moda transportasi speedboat, Waisai juga bisa dicapai dengan kapal penumpang dari Pelabuhan Rakyat di Sorong. Tarif karcisnya adalah Rp 120.000 per penumpang. Jadwal keberangkatan kapal ferry dari Sorong adalah pukul 14 waktu setempat dan sebaliknya dari Pelabuhan Waisai adalah pukul 10 pagi. Perihal akomodasi, King Dolphin Cottage yang berada di Waisai bisa menjadi pilihan dengan Rp 450.000 per malam untuk 2 orang. Untuk resort, paling murah Rp 2 juta per malam untuk 2 orang. Bermalam di tenda tentu tidaklah disarankan karena resiko gigitan nyamuk malaria. Sedangkan soal makanan saya anjurkan anda puaskan dengan memakan seafood saja karena hasil laut di sini sangat berlimpah dan murah.
pelabuhan kapal ferry di Waisai
| |||||||
Waktu yang paling baik untuk mengunjungi Raja Ampat adalah bulan Oktober hingga Desember, Januari hingga Maret laut masih lumayan tenang. Bulan-bulan selebihnya lebih baik tidak melakukan perjalanan ke sana terutama Juni hingga Agustus karena perairan di Raja Ampat akan berhadapan dengan angin selatan, lautnya bergelora dan gelombang ombaknya tinggi. | |||||||
Persiapan yang tidak boleh anda lupa adalah sepatu gunung, sarung tangan karena bukit wayag terdiri dari formasi batu karang yang tajam dan terjal, juga bekal makanan kecil seperti coklat yang dapat menambah energi serta minuman semacam pocari yang mampu menggantikan cairan tubuh yang hilang saat mendaki bukit Wayag karena di puncak bukit wayag ini suhu udaranya pada siang hari bisa mencapai sekitar 40 derajat celsius, benar-benar serasa berada di atas panggangan. Ditambah lagi tidak ada angin sama sekali meskipun berada di ketinggian, panasnya benar-benar dahsyat. Dan yang terakhir tentu persiapan stamina yang baik.
foto bersama dengan anak sekolah di Sorong
Keadaan ruang tunggu airport di Sorong
peta kabupaten Raja Ampat
End. Part 1 : http://johntravelonearth.blogspot.com/2014/08/raja-ampat-archipelago-of-four-kingdoms.html |
Subscribe to:
Posts (Atom)