Dengan kondisi alam seperti ini, seharusnya masyarakat Nusa Penida bukan hanya bisa menjadi penonton, juga bukan hanya menjadi petani rumput laut. Tetapi entahlah salahnya di mana sehingga membuat nasib Nusa Penida jauh tertinggal dari pulau utamanya, Bali. Padahal secara geografis pulau ini letaknya sangatlah strategis, berpotensi dan memiliki karakteristik alam yang sama sekali berbeda dengan Bali, bahkan untuk keindahannya saya berani katakan kepada anda ini jauh lebih baik.
kebanyakan masyarakat Nusa Penida adalah petani rumput laut
|
Bermula dari sebuah foto yang saya lihat di akun teman saya, saya langsung merencanakan eksplorasi pertama pada bulan Agustus tahun 2013. Meski tidak banyak yang bisa saya lakukan pada saat itu karena hanya sekitar 5 jam saya berada di atas pulau, namun saya langsung jatuh cinta pada alamnya yang super dahsyat dan masih perawan ini. Saya berjanji pada diri saya bahwa saya harus kembali.
Setelah menunggu 21 bulan kemudian, di sela-sela kesibukan yang lain, akhirnya saya berhasil memenuhi desakan hati untuk datang dan melanjutkan eksplorasi alam Nusa Penida, yang selama ini terus menerus memanggil dari kejauhan.
|
Untuk mencapai pulau yang satu ini tidaklah sulit. Pertama kita harus terlebih dahulu datang ke Bali karena secara administratif Nusa Penida masih termasuk propinsi Bali, tepatnya di bawah kabupaten Klungkung. Menyeberangi Selat Badung menuju Nusa Penida kita hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan menumpang speedboad dari Sanur. Ada beberapa operator speedboat, yang melayani penyeberangan ini dengan masing-masing 2 kali keberangkatan setiap hari. Kapal yang paling pagi adalah pukul 7.30 dan yang paling sore adalah pukul 16.00, dengan tarif Rp 75.000 per penumpang. Jadwal keberangkatan kapal dari sisi Nusa Penida juga sama dengan tarif yang sama.
cara boarding seperti ini tanpa dermaga, lebih baik memakai celana pendek
|
Tiba di Nusa Penida, sebaiknya jangan anda harap mendapatkan transportasi umum seperti bis atau taksi karena memang belum tersedia. Namun anda tidak perlu khawatir karena di sana anda bisa temukan jasa penyewaan sepeda motor, ojek motor ataupun mobil.
|
Untuk akomodasi, di sekitar pantai tempat speedboat menurunkan penumpang ada beberapa guesthouse maupun homestay. Untuk trip kali ini saya menginap di Nusa Penida Guesthouse dekat Kutampi Beach dengan tarif Rp150.000 per kamar dengan fasilitas kamar mandi dalam, kipas angin dan tanpa breakfast, bisa untuk 2 orang.
Guesthouse ini berarsitektur khas Bali, dengan ukiran-ukiran kayu yang cantik di seluruh pintu dan jendela, dan sebuah bale bengong buat santai di sudut taman, benar-benar membuat kita bisa merasakan kehidupan orang lokal. Hanya sedikit sayang, guesthouse ini memiliki 2 kamar saja sehingga daya tampungnya terbatas. Akan tetapi dalam beberapa bulan ke depan sebuah penginapan baru dengan nama Maemae Beach House akan segera diresmikan dan letaknya hanya beberapa langkah dari Nusa penida Guesthouse. Beach house ini berada persis di depan Kutampi Beach, dengan view sunset yang indah, dan penginapan ini merupakan pengembangan dari Nusa Penida Guesthouse. Untuk keperluan transportasi dan guesthouse, anda bisa hubungi bro Agus/Bagus Erawan di nusapenidabali@yahoo.com
Kutampi Beach
|
Selama saya di sana, memang sulit menemukan restoran, namun warung-warung makan banyak bertebaran di sekitar pasar. Maemae Beach House konon akan dilengkapi juga dengan café dan restoran, mudah-mudahan pada kunjungan berikutnya tidak perlu lagi harus keliling sana sini untuk mencari makanan.
Nasi campur
Nasi campur
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Meskipun demikian semua kendala yang anda temukan di pulau ini tidak akan berarti apa- apa, setelah anda menyaksikan kedahsyatan dan keindahan alam di atas pulau ini. Berikut adalah daftar tempat-tempat yang wajib anda kunjungi, di Nusa Penida :
Tidak semua tempat di atas akan saya ulas di sini, namun saya berani memastikan anda bisa menyaksikan secara visual lewat foto-foto yang akan saya sematkan pada tulisan ini.
Atuh Beach |
|
|
Pantai satu ini, lebih cocok disebut Hidden Beach, karena letaknya tersembunyi di antara tebing-tebing. Bahkan anda juga bisa menyebutnya Private Beach karena letaknya yang terpencil, tersembunyi dan masih sangat sepi. Untuk mencapai pantai ini kita membutuhkan extra effort, dari tempat terakhir kendaraan yang kita tumpangi harus berhenti kita masih harus trekking sekitar 30 menit, menuju punggung tebing, lalu menuruni tangga beton menuju pantai.
|
Tangga beton ini terlihat masih baru, konon dibangun oleh umat hindu yang biasanya datang untuk beribadah di Pura yang letaknya berada di belakang pantai. Dengan adanya sarana tangga beton membuat perjalanan menjadi lebih mudah. Ketika saya datang ke sini untuk pertama kali, tidak ada tangga. Untuk mencapai bibir pantai saat itu, kami harus bersusah payah menuruni tebing yang curam, sudah pasti penuh dengan tantangan karena selain medannya sulit, kemiringan tebing diperkirakan mencapai 90 derajat. Sekitar 1 meter sebelum mencapai pantai kami harus lompat dari tebing.
sebelum dibangun tangga beton
|
Tetapi saya yakin anda pasti setuju dengan saya bahwa semua upaya ini layak diperjuangkan setelah melihat foto-foto di bawah ini.
High heels stone
|
Atuh Beach memiliki view yang sangat berbeda ketika air laut pasang dan surut. Keduanya sama-sama amazing. Bahkan anda bisa membawa tenda dan bermalam di sini, sambil menikmati sunrise dari atas tebing keesokan paginya. Tentu anda wajib membawa bekal yang cukup dan menjaga kelestarian alam di sekitarnya. Jika anda tidak bermaksud camping di pantai namun tetap berharap bisa menyaksikan sunrise dari atas tebing, anda harus berangkat dari penginapan pada pukul 4.30 pagi, dan jangan lupa membawa senter atau headlamp karena keadaannya masih sangat gelap saat trekking menuju atas tebing.
Abah Stone | |
|
|
Jika Atuh Beach kita harus menuruni tebing, batu Abah cukup kita nikmati dari atas tebing. Tidak ada jalan menuju pantai di bawahnya, karena tebingnya berdiri tegak lurus dan terlalu curam. Saat anda mengambil foto dari atas pun, pastikan posisi anda tidak terlalu ke pinggir, karena akibatnya tentu akan sangat fatal jika terjatuh ke bawah. |
|
|
|
|
|
|
|
|
Ketika melihat view ini, saya langsung teringat akan pemandangan Twelve Apostles di Great Ocean Road di Australia. Tidak sama persis tentunya tetapi ada kemiripan dan ada perasaan mendalam yang mengaitkan keduanya ketika saya melihatnya untuk pertama kali.
|
Abah Stone letaknya di sisi kanan pantai Atuh. Begitu anda trekking hingga bagian atas tebing, view ini yang akan anda temukan pertama kali sebelum melanjutkan trekking ke arah kiri dan menuruni tebing menuju pantai Atuh. Pastikan anda juga meneruskan perjalanan ke sisi kanan untuk mendapatkan pemandangan lain yang juga sangat menakjubkan.
Karang Dawa/ Paluang |
|
|
Karang ini sangat keren. Jika kita melihat dari sisi kanan atas, sekilas batu ini terlihat mirip seekor anak ikan paus. Karang Dawa sendiri adalah nama desanya, sedangkan Paluang adalah nama Pura, yang letaknya tidak jauh dari lokasi batu ini. Jadi untuk batu ini sebenarnya belum ada nama secara resmi.
Broken Beach/Pasih Huug |
|
|
Broken beach/Pasih Huug adalah sebuah Pantai yang terkurung di dasar sebuah tebing yang membentuk lingkaran mirip sebuah sumur raksasa. Di salah satu bagian dari dindingnya ada sebuah lobang besar yang menghubungkan bagian dalam rongga besar ini dengan laut di sisi luarnya, sehingga air laut masuk ke dalam dan menyerupai pantai yang terkurung di dasar sebuah sumur raksasa. |
|
|
|
|
|
|
|
|
Pasih_Huug dalam bahasa lokal artinya pantai yang rusak. Jadi nama broken beach/Pasih Huug sebenarnya tidaklah terlalu tepat untuk disematkan pada tempat yang begitu indah seperti ini.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jika mengambil foto dari pantai yang berada di dasar lobang raksasa ini, pasti hasilnya akan sangat luar biasa indahnya. Sayang masih tidak ada akses untuk bisa turun ke pantai. Akses satu-satunya hanya bisa lewat lobang yang menghubungkannya dengan laut, namun tarikan ombaknya lumayan besar. Mungkin lebih aman untuk diakses saat air laut sedang surut.
Di sisi yang ada lobang, sekilas melihat tempat itu juga mirip sebuah jembatan, jembatan karang, jembatan alami.
jembatan karang alami
Angel's Billabong |
|
|
Rasanya tidak berlebihan, orang yang pertama kali memberi nama ini untuk tempat yang begitu indah seperti ini. Kolam-kolam alami tersusun secara artistik, dengan warna biru tosca serta dikelilingi karang berwarna hijau kuning keemasan, diapit oleh kedua sisi dinding karang yang kokoh, dan membentuk sebuah lorong yang berkelok, sungguh luar biasa indahnya.
turun lewat dinding karang yang tajam, perlu ekstra hati-hati
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Air yang mengisi kolam-kolam itu adalah air laut yang terjebak ketika air laut pasang. Meski ini sangat indah, namun tetap menyimpan bahaya yang sangat mengancam terlebih pada saat gelombang air pasang atau ombak yang tinggi. Karena tempatnya menyerupai sebuah lorong, sehingga ombak yang menghantam karang dan masuk ke dalam lorong ini akan segera tersedot kembali ke laut. Jadi saran saya, tanya pada orang lokal kapan air laut pasang dan pastikan anda tidak sia-sia melakukan perjalanan jauh ke sana.
Guyangan Spring water |
|
|
Mata air yang letaknya jauh di bawah kaki tebing Guyangan ini memiliki pemandangan samudera Hindia, yang sangat takjub. Gulungan ombak samudera yang melambung tinggi lalu menabrak karang-karang di bawah kaki tebing ini mengeluarkan bunyi dentuman secara terus menerus. Pemandangan ini bisa kita saksikan setiap detik.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sementara itu, suara gemericik mata air yang mengalir keluar dari tebing seakan tidak pernah peduli akan intimidasi suara tembakan ombak itu. Bahkan tetap setia terus mengalir dari sela-sela batu hingga ke laut dan menyatu dengan air samudera. Inilah keindahan dan kerukunan alam.
Tindakan ini jangan ditiru
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Terdapat sebuah kolam kecil di bawah kaki tebing, namun perlu kewaspadaan saat berada di bawah sana karena terjangan ombak sesekali bisa mencapai tempat itu. Ingat jangan membawa kamera ke bagian bawah kecuali kamera yang waterproof.
( Photo by Agus/Bagus Erawan )
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Untuk mencapai mata air Guyangan, kita harus menuruni 765 buah anak tangga yang terpasang di tebing. Bisa anda bayangkan bagaimana sulitnya pendakian saat naik kembali ke atas. Ketika tiba di atas, saya langsung merasakan ke dua tungkai saya lemas, benar-benar sangat menguras energi. Namun semua kendala ini terasa tidak ada artinya, jika dibandingkan dengan alam yang begitu indah.
Pulau ini memang sangat kaya akan alam atau pemandangan yang spektakuler. Saya yakin masih banyak tempat fantastik yang menunggu kita untuk ditemukan bersama. Berikut ini adalah foto-foto untuk beberapa spot yang tidak sempat saya jelajahi, pada perjalanan kali ini.
Crystal Bay Beach (Foto: Agus/Bagus Erawan)
|
|
Manta Point (Foto: Agus/Bagus Erawan)
|
|
|
|
Pura Goa Giri Putri ( Foto: Agus/Bagus Erawan)
|
|
|
Suwenhan Beach (Foto : Agus/Bagus Erawan)
Singkat kata Bali bagi kebanyakan orang memang sudah sangat mainstream, tetapi Nusa Penida sangatlah menantang. Datang dan buktikan sendiri, terlebih anda adalah seorang petualang dan, atau seorang fotografer.
Berikut ini adalah video yang diambil saat kami berada di Billabong Angels. Jamin setelah menontonnya anda tidak bisa lagi menunggu sedetikpun untuk mencari tiket dan merencanakan eksplorasi anda segera. Video ini karya teman saya Agus/Bagus Erawan, putera Nusa Penida yang selama ini giat mempromosikan Nusa Penida kepada dunia, secara swadaya.
End
Musim Gugur Di Nusa Penida
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2015/10/musim-gugur-di-nusa-penida.html
Yangshuo Part 1
http://johntravelonearth.blogspot.com/2015/02/yangshuo-part-1.html
|
| |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|